Sabtu, 29 November 2008

Pay Per Play (Money Machine)

Pay Per Play atau PPP, Mungkin anda sudah pernah membaca atau mendengarnya pada saat anda browsing..? Atau pernah dengar Google Adsense atau Adsense Camp? Tentu saja Pay Per Play bisa jadi lebih keren dan bagus dari Google Adsense.

Jika pada Google Adsense kita dapat Dollar$ saat orang mengklik iklan yang ditampilkan,maka di Pay Per Play kita bisa mendapatkan
Dollar$ saat mereka berkunjung ke site atau blog kita tanpa harus mengklik sesuatu atau yang lainnya…!
Mantap kan..? Kenapa bisa begitu, nah disinilah salah satu kelebihannya..

Pay Per Play adalah program advertising, dimana bias
menampilkan iklan berupa suara setiap kali ada yang berkunjung di site atau blog kita. Iklan yang muncul berupa suara dan cuma 5 detik saja. Ini tidak akan mengganggu/memperlambat loading saat orang membuka site atau blog kita.
Tidak seperti
pada video advertising atau pop up ads yang umumnya tidak disukai pengunjung/visitor karena selain memperlambat loading juga terasa akan sangat mengganggu.
Jadi untuk yang udah punya banyak traffic/visitor nggak usah takut trafficnya menjadi drop setelah dipasangi
Pay Per Play. Selain itu Pay Per Play juga bisa digabungkan dengan program lain seperti Google Adsense dalam suatu blog/website tanpa saling mengganggu.

Pay Per Play baru saja di Launching pada tanggal 1 February 2008. Dan Untuk selanjutnya
Pay Per Play sepertinya bakal akan menjadi program advertising terfavorit di dunia internet dan akan melebihi media advertising besar manapun……!
Sebut saja salah satu perusahaan besar semacam HBO, Taco Bell dan Harley Davidson juga sudah siap memasarkan produknya lewat Pay Per Play…..! wah mantap kan…?
Dan juga mereka juga siap ngasih Dollar$ buat kita jika kita join Pay Per Play dan skaligus mengiklankan produknya.

Nah tunggu apa lagi Stay Tune aza and buruan join di Pay Per Play dan jadikan website atau blog anda menjadi Money Machine… Mantap

Dan satu lagi Jadi perhatian bahwa Program ini 100% gratis join!!
Kalian-kalianakan
rugi kalo nggak join…!! Buruan sebelum pendaftaran member baru ditutup..!!

Ayo Buruan Daftar........

>>>KLIK DISINI (daftar / join)<<<

Apabila anda join dan mendaftar, jangan lupa memakai nama asli dan alamat asli yang sesuai identitas pada KTP atau tanda pengenal anda untuk Pay Out Information karena pembayarannya nanti akan dikirim via cek ke nama dan alamat tersebut yang tertera pada kartu identitas anda.

Selanjutnya setelah anda selesai meregister, copy dan letakkan code Pay Per Play ke site atau blog anda รจ(Klik My Code/Your Javascript code snippet). Kemudian Paste di Page Element HTML/Java script.
Setelah itu masukkan url semua halaman site atau blog anda di Add Additional Website URLs.

Langkah selanjutnya adalah cari pengunjung/traffic ke site atau blog anda sebanyak-banyak mungkin.

Gampang kan …. Site atau blog anda akan menjadi Machine Money beneran lho, walaupun saat kita tidur… Selamat mencoba dan Semoga Anda Sukses…. Jika ada kesulitan Contact Me di akbarjeneponto2@gmail.com atau akka_dkp31@yahoo.com CU@theTop

(sebagian dikutip dari http://nindafunkysabrina.blogspot.com)






Minggu, 16 November 2008

Hutan Mangrove dan Manfaatnya


Salah satu kelompok tumbuhan atau hutan yang banyak dijumpai di sepanjang garis pantai adalah Hutan mangrove atau yang lazim dikenal dengan hutan Bakau. Salah satu sifatnya adalah tahan terhadap salinitas atau air asin, tumbuh banyak di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Hutan mangrove oleh masyarakat pesisir biasa juga dikenal dengan hutan payau.

Indonesia merupakan negara di dunia yang mempunyai hutan mangrove
terluas di dunia dengan luas sekitar 3,8 juta hektar, diikuti Brazil, Australia, Nigeria, dan Mexico. Indonesia memiliki sekitar 40% dari total hutan mangrove di dunia, dan dari jumlah itu sekitar 75% berada di Papua.

Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang khas di lingkungan pesisir dengan berbagai fungsi dan manfaat yang sangat besar. Hutan mangrove yang ada di sepanjang pesisir pantai Indonesia kini sudah banyak yang terkena degradasi akibat pemanfaatan yang tidak terkendali dan terkontrol, sehingga banyak dikonversi menjadi sebuah sebuah lahan atau tempat yang mengakibatkan hutan mangrove ini boleh dibilang telah mengalami kerusakan yang sangat parah.

Rusaknya ekosistem hutan mangrove di dunia terutama di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Misalnya di India, Vietnam, dan Filipina,
lebih dari 50% kawasan hutan mangrove telah hancur selama satu abad terakhir ini. Rusaknya hutan mangrove terjadi dengan sangat cepat dalam kurun waktu terakhir ini, dan hampir semuanya dipicu oleh kepentingan ekonomi oleh berbagai pihak tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan kelak.

Senin, 03 November 2008

Masalah Pesisir Laut Indonesia, Terancam Permukiman dan Tak Dipedulikan


JAKARTA – Hampir 60 persen penduduk Indonesia hidup di pesisir lautan. Bermukim di antara mangrove, padang lamun dan terumbu karang. Bahkan di pesisir utara Jawa, ada 600.000 nelayan yang menggantungkan hidupnya dari laut di sekitar tempat tersebut.

Banyaknya jumlah pemukim tersebut, mengindikasikan semakin tingginya potensi kerusakan lingkungan laut di sekitar mereka. Lalu ditambah dengan tingginya minat ekonomis yang melingkupi, jadilah masalah kerusakan pesisir dan lautan negeri ini makin menuju arah yang tak terkendali.
Indonesia dikenal sebagai wilayah yang memiliki wilayah laut terluas. Bagaimana tidak dengan wilayah laut teritorial seluas 5,7 juta km persegi. Belum lagi ditambah luas lautan dari kesepakatan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang mencapai 2,7 juta km persegi, makin pantas rasanya negeri ini disebut sebagai negara dengan daerah perairan terluas di dunia.
Pesisir dan laut Indonesia juga banyak dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia. Ini disebabkan hampir 30 persen hutan bakau dan 30 persen terumbu karang hidup di perairan Indonesia. Selain itu pesisir dan laut juga menyediakan 60 persen kebutuhan protein dari ikan, yang 90 persennya berasal dari perairan sebelah dalam dari 12 mil laut garis pantai.
Selain dikenal sebagai negara perairan terluas, Indonesia juga terkenal dengan banyaknya pulau yang dimiliki. Hingga kini tercatat ada 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 81.000 km. Dengan garis pantai sepanjang itu, maka bukan sebuah hal yang aneh bila banyak orang Indonesia memilih bermukim di daerah pesisir. Hingga kini tercatat 140 juta atau sekitar 60 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah tersebut.

Permukiman
Melihat potensi yang sedemikian besarnya, rasanya tak enak hati kalau dikatakan itu hanya indah di permukaan saja. Bagaimana tidak dengan potensi sedemikian besar, namun tingkat ekonomi penduduk di area tersebut tidak terlihat memadai. Ini terbukti dengan masih banyaknya kasus-kasus yang menyatakan sedemikan miskinnya masyarakat nelayan Indonesia saat ini. Yang harus hidup dengan ekonomi pas-pasan dan tingkat pendidikan rendah.
Mungkin hal terakhir ini, yang membuat masalah pemukiman dianggap sebagai kendala utama berbagai masalah pesisir saat ini. Bagaimana tidak, dengan sebagian besar penduduk hidup di kawasan tersebut, berarti semakin banyak mulut yang harus diberi makan. Dan berarti juga semakin luas daya jangkau orang-orang daerah tersebut dalam usaha pemenuhan kebutuhannya. Hal inilah yang tampaknya masuk akal menjadi dalang dari semua masalah pesisir yang ada.
Seperti masalah hutan mangrove. Data terakhir yang didapat dari FAO tahun 2000 diketahui, bahwa laju perubahan hutan mangrove di Indonesia mulai tahun 1980 – 2000 menunjukkan indikasi yang makin menyusut. Yang semula luas hutan mangrove Indonesia tahun 1980 mencapai nilai 4.254.000 ha, tahun 2000 menyusut hingga tinggal 2.930.000 ha. Berarti tiap 10 tahunnya terjadi penyusutan sebesar sekitar 1,8 persen.
Namun yang bikin kita mengusap dada, ternyata laju rehabilitasi hutan mangrove di Indonesia tidak menunjukkan angka yang seimbang dengan laju kerusakan yang ada. Ini terlihat dari laporan profil pengelolaan pesisir dan lautan yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2003. Di sana disebutkan bahwa hanya sejumlah 1.784,1 ha luas hutan mangrove yang dianggap berhasil direhabilitasi hingga saat ini.
Tak Dipedulikan
Masalah pesisir belum selesai hanya di mangrove saja. Padang lamun kemudian seperti menghadang untuk diakui keberadaannya. Sampai awal era milenium yang baru ini harus diakui bahwa sumber daya padang lamun seperti terabaikan. Pembicaraan di sektor pesisir seperti hanya terpusat pada mangrove dan terumbu karang saja. Padahal kalau membicarakan pesisir tidak bisa mengabaikan habitat yang satu ini.
Di dunia penelitian khusus di wilayah ini tercatat baru dimulai sekitar tahun 1973. Sedangkan di Indonesia baru dimulai sekitar tahun 1984, yang ditandai dengan diadakannya ekspedisi Snellius II. Setelah itu ekosistem padang lamun baru mulai dilirik oleh LIPI untuk didalami.
Namun untuk terus bisa mengamati pola perkembangan daerah padang lamun ini, diperlukan data-data dasar yang memadai. Untuk itu, mulai tahun 2003 lalu, beberapa pemarhati ekosistem ini mulai mengumpulkan beberapa data dasar mengenai daerah tersebut. Hingga saat ini baru diinventarisasi daerah padang lamun yang berada di Kepulauan Riau.
Beberapa penelitian terakhir mengenai daerah tersebut juga mulai dilakukan Departemen Kelautan dan Perikanan melalui serangkaian ekspedisi Wallacea 2004 lalu. Dari penelitian itu, sedikitnya ditemukan delapan jenis lamun di Bokan Kepulauan, yaitu Halophila ovalis, Thalasia hemprichii, Halodule pinifolia, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Halophila dicipiens dan Halodule uninervis. Tak tertutup kemungkinan, jumlah itu masih akan bertambah setelah penelitian lebih lanjut (SH/18/8/04).
Beberapa keadaan terakhir mengenai padang lamun ini memang terasa tak renyah di telinga. Padahal beberapa penelitian di bidang ini menunjukkan ada kaitan erat ekosistem padang lamun dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Yaitu adanya interaksi fisik di antara mereka. Juga diindikasikan ada pertukaran nutrien dan bahan organik yang terlarut di antara mereka. Selain itu juga disinyalir terdapat proses pertukaran bahan organik yang melayang di sekitarnya. Selain juga sebagai habitat hewan untuk berkembang biak.
(str-sulung prasetyo)